KISAH TENTANG CERITA BIJAK
Alkisah, ada seorang pelukis terkenal. Hasil lukisannya banyak
menghiasi dinding rumah orang-orang kaya. Si pelukis dikenal dengan
kehalusan, ketelitian, keindahan, dan kemampuan memperhatikan detail
obyek yang digambarnya. Karena itu, pesanan lukisannya tidak pernah
berhenti dari para kolektor maupun pecinta barang-barang seni. Suatu
hari, setelah menyelesaikan sebuah lukisan, si pelukis merasa sangat puas
dengan hasil lukisannya. Menurut pandangannya, lukisan itu sempurna.
Maka, dia lantas bermaksud mengadakan pameran lukisan agar orangorang dapat menikmati, serta mengagumi keindahan dan kehebatannya.
Saat pameran, si pelukis meletakkan sebuah buku di dekat lukisan
dengan sebuah tulisan: "Yang terhormat, para pecinta dan penikmat
seni. Setelah melihat dan menikmati lukisan ini, silakan isi di buku ini
komentar Anda tentang kelemahan dan kekurangannya. Terima kasih
atas waktu dan komentar Anda." Pengunjung pun silih berganti mengisi
buku itu. Setelah beberapa hari, si pelukis pun membaca buku berisi
komentar pengunjung pameran dan dia merasa kecewa sekali dengan
banyaknya catatan kelemahan yang diberikan. "Orang-orang ini
memang tidak mengerti indahnya lukisan ini. Berani-beraninya mereka
mengritik!" batin si pelukis. Dalam hati, dia tetap yakin bahwa
lukisannya itu sangat bagus. Maka, untuk itu dia ingin menguji sekali
lagi komentar orang lain, tetapi dengan metode yang berbeda. Untuk itu,
ia membuat pameran sekali lagi, namun di tempat yang berbeda. Kali
ini, ia juga menyertakan sebuah buku untuk diisi oleh pengunjung yang
melihat lukisannya. Tetapi kali ini, penikmat lukisannya tidak dimintai
komentar kelemahan, namun untuk memberikan komentar tentang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Disadur dari www.andriewongso.com
Disadur dari www.andriewongso.com
kekuatan dan keindahan lukisan itu. Setelah beberapa hari, si pelukis
kembali membaca buku komentar pengunjung. Kali ini, dia tersenyum
senang setelah membacanya. Jika pengunjung yang terdahulu mengritik
dan melihat kelemahannya, maka komentar yang didapatkannya kali ini
berisi banyak pujian dan kekaguman atas lukisan yang dibuatnya.
Bahkan, banyak dari hal-hal yang dikritik waktu itu, sekarang justru
dipuji. Dari kedua pameran lukisan yang diadakannya, si pelukis
mendapatkan sebuah pembelajaran bahwa tidak ada yang sempurna di
dunia ini. Apapun yang kita kerjakan, sehebat dan sesempurna apapun
menurut kita, ternyata di mata orang lain, ada saja kelemahan dan
kritikannya. Namun, pastilah ada juga yang memuji dan menyukainya.
Jadi, tidak perlu marah dan berkecil hati terhadap komentar orang lain.
Asalkan kita mengerjakan semua pekerjaan dengan sungguh-sungguh
dan dilandasi niat baik, itulah persembahan terbaik bagi diri kita sendiri.
Memang, kehidupan di dunia ini tidak ada yang sempurna, (mei yu sek
jien sek me). Apa yang kita pikirkan, yang kita yakini, yang kita
kerjakan, dan yang kita hasilkan, pasti selalu ada sisi pro dan kontra.
Maka, kalau kita bersikukuh dengan sesuatu yang kita miliki dan kita
yakini, maka hal tersebut bisa jadi justru mendatangkan masalah,
konflik, atau bahkan rasa antipati. Tentu, jika itu yang terjadi, akan
membuat kita tidak bahagia, Namun, jika kita mampu menghargai
setiap perbedaan sebagai hak asasi setiap insan, maka akan timbul
keselarasan dan keharmonisan. Jika kita bisa menerapkan toleransi dan
saling menghargai, maka ke mana pun kita pergi, dengan siapa pun kita
bergaul, akan selalu ada tempat yang nyaman dan damai buat kita
sehingga kebahagiaan selalu kita rasakan.
semangat
ReplyDelete