BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Makalah ini dibuat berdasarkan
niat dan sesuai dengan kondisi serta keadaaan dalam kehidupan sekitar. Dimana
telah kita ketahui bahwa zaman modern ini mahluk hidup khususnya manusia telah
mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap
pembelajarannya manusia selalu mendapatkan maslah dan perbedaan pendapat
mengenai sesuatu yang ditelitinya. Dalam
hal ini adalah menelitiasal
usul kehidupan yang menjadi permasalahan dari sejak berabad-abad tahun
yang lalu sampai sekarang. Karena pada umumnya biologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang alam dan mahluk hidup yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan
dan menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan itu
sendiri. Adapun hal lain yang ingin diperdalam dalam makalah biologi umum ini adalah mengenai keterkaitan
antara ilmu biologi dengan ilmu yang lainnya. Selain itu penulis juga ingin
memperdalam tentang ilmupengetahuan dimana telah diketahui bahwa ilmu
pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu dibuktikan kebenarannya melalui metode
ilmiah dalam hal ini adalah praktikum biologi umum itu sendiri.
Dan tentunya ilmu pengetahuan itu
akan kita peroleh dari pembelajaran, maka dari itu melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan
asal usul kehidupan melalui evolusi biokimia untuk membuktikan beberapa yang
diharapkan. Dan tentunya dilengkapi dengan berbagai pihak atau tokoh
pembelajaran.
1.2.Rumusan
masalah
a. Apakah
pengertian evolusi?
b. Apa
saja teori para ahli mengenai evolusi?
c. Apa
saja bukti-bukti evolusi?
d. Bagaimana
mekanisme evolusi kehidupan?
e. Bagaimana
akibat evolusi pada kehidupan?
1.3.Tujuan
dan Manfaat
Dengan
penyusunan dan pembuatan makalah ini penulis berharap agar bermanfaat bagi pembaca
maupun bagi penulis serta dapat mengaplikasikan pengetahuanya di lingkungan
hidup. Tujuannya diantaranya dalah sebagai berikut :
a.
Dapat
mengetahui pengertian dari evolusi;
b.
Dapat
mengetahui dan memahami berbagai macam teori evolusi;
c.
Dapat
mengetahui dan menjelaskan bukti-bukti evolusi;
d.
Dapat
mengetahui bagaimana mekanisme evolusi;
e.
Dapat
mengetahui akibat dari evolusi pada kehidupan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
Evolusi
Kata evolusi awalnya diungkapkan oleh
seorang ahli filsafat dari Inggris, akan tetapi belum mengarah pada evolusi
kehidupan. Dalam perkembangannya, evolusi digunakan oleh seorang ahli naturalis
untuk menjelaskan fenomena kehidupan yang mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Evolusi merupakan proses perubahan makhluk
hidup secara lambat dalam waktu yang sangat lama, sehingga berkembang menjadi
berbagai spesies baru yang lebih lengkap dan berbeda struktur tubuhnya. Menurut
teori evolusi, makhluk hidup yang sekarang
berbeda dengan makhluk hidup jaman dahulu. Nenek moyang makhluk hidup sekarang
yang bentuk dan strukturnya (mungkin) berbeda mengalami perubahan-perubahan
baik struktur maupun genetis dalam waktu yang sangat lama, sehingga bentuknya
jauh menyimpang dari struktur aslinya dan akhirnyamenghasilkan berbagai macam
spesies yang ada sekarang. Jadi tumbuhan dan hewan yang ada sekarang bukanlah
makhluk hidup yang pertamakali berada di bumi, tetapi berasal dari makhluk
hidup di masa lampau.
Ada dua
macam evolusi, yaitu evolusi progressif dan evolusi regressif. Evolusi
progressif merupakan proses evolusi yang menuju kemungkinan dapat bertahan
hidup sehingga menghasilkan spesies baru. Evolusi regressif merupakan evolusi
menuju kemungkinan mengalami kepunahan.
2.2.Teori-teori
Evolusi
2.2.1. Teori
Sebelum Darwin
Teori evolusi
yang dikemukakan oleh para ahli sebelum munculnya teori evolusi Darwin adalah
sebagai berikut.
2.2.1.1.Anaximander (500 SM)
Filsuf yunani
ini sering disebut sebagai evolusionis pertama. Anaximander memercayai bahwa
manusia berevolusi dari makhluk akuatik mirip ikan yang pindah ke darat.
2.2.1.2.Empedocles (495-435 SM)
Empedocles
adalah seorang filsuf yunani yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari limpur
dan tumbuhan kemudian berubah menjadi hewan. Menurut Ia, makhluk-makhluk
pertama memiliki bentuk seperti monster. Bentuk-bentuk ini berubah dan
makhluk-makhluk yang memiliki bentuk paling baik bertahan hidup. Pemikiran
empedocles ini adalah bentuk dari seleksi alam yang merupakan mekanisme penting
dalam evolusi.
2.2.1.3.Georges louis leclarc de Buffon (1707-1788)
Adalah
naturalis pertama di era modern yang mengembangkan konsep mengenai
bentuk-bentuk kehidupan berevolusi.
2.2.1.4.Erasmus Darwin (1731-1802)
Ia menulis
prosa berjudul Zoonomia yang menentang teori evolusi versi Lamarck. Namun,
tulisannya ini dianggap kurang ilmiah. Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles
Darwin.
2.2.1.5.Sir Charles Lyell (1797-1875)
Lyell adalah
seorang ahli geologi skotlandia yang berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk
melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama. Pendapatnya ini
bertentangan dengan pendapat kebanyakan pada waktu itu yang menganggap bumi
masih berusia muda. Lyell menerbitkan teorinya dalam buku Principles Of Geology. Hasil
karyanya ini memengaruhi pemikiran Charles Darwin dan Lyell menjadi salah satu
pendukung Darwin di kemudian hari.
2.2.2. Pencetus Teori Evolusi
Beberapa teori dari para ahli yang menjadi dasar dari
teori evolusi, di antaranya sebagai berikut :
2.2.2.1.Teori
Lamarck(1744-1829)
Menurut
Lamarck, bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan
karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk
hidup selalu atau sering digunakan, maka bagian tersebut makin lama dapat
berubah sehingga sesuai untuk digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya
bagian tubuh yang tidak pernah atau jarang digunakan lagi makin lama akan
menghilang (rudimenter). Bagian tubuh yang telah mengalami perubahan dan sudah
sesuai dengan lingkungannya dikatakan bagian yang telah beradaptasi pada
lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi tersebut memiliki ciri atau karakter
yang berbeda dengan aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat
perolehan. Sifat perolehan tersebut akan diwariskan kepada keturunannya dari
generasi ke generasi. Demikianlah seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul
makhluk hidup yang lebih maju daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan
Lamarck tersebut dikenal dengan ‘use and disuse’.
Lamarck
mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah. Menurutnya nenek moyang
jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu ketika terjadilah bencana kekeringan
sedemikian rupa sehingga jerapah hanya dapat memperoleh makanan dengan
mengambil daun-daun yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil daun-daun
dipohon untuk dimakan, akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama makin
panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru yaitu leher panjang diwariskan pada
generasi-generasi berikutnya sehingga jerapah sekarang berleher panjang.
2.2.2.2.Teori
Charles Darwin (1809-1882)
Charles
Darwin adalah seorang naturalis
berkebangsaan Inggris. Ia menyatakan bahwa evolusi berlangsung karena adanya
proses seleksi alam (natural selection). Yang dimaksud seleksi alam adalah:
proses pemilihan yang dilakukan oleh alam terhadap variasi makhluk hidup di
dalamnya. Hanya makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai dengan lingkungan
yang bisa bertahan hidup, sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme yang
bisa hidup inilah yang selanjutnya akan mewariskan sifat-sifat yang sesuai dengan
lingkungan pada generasi berikutnya.
Sebagai pembanding dengan teori
Lamarck, panjang leher jerapah dapat dijelaskan dengan teori Darwin sebagai
berikut : Nenek moyang jerapah punya variasi panjang leher, ada yang berleher
pendek dan ada yang berleher panjang. Karena terjadi bencana kekeringan, lingkunganpun
berubah dan, terjadilah proses seleksi alam. Jerapah berleher pendek tidak
dapat mencari makan dengan menjangkau daun-daun di pohon sehingga tidak bisa
bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap dapat memperoleh
makanan dari daun-daun di pohon sehingga dapat bertahan hidup. Karena mampu
bertahan hidup maka jerapah tersebut mampu berbiak dan mewariskan sifat adaptif
yaitu leher panjang pada generasi berikut. Itulah sebabnya semua jerapah
sekarang berleher panjang. Teori yang di kemukakan Darwin sangat dipengaruhi
oleh hal-hal berikut:
1.
Ekspedisinya
ke kepulauan Galapagos (Galapagos = kura-kura raksasa). Di tempat ini Darwin
menemukan berbagai macam bentuk paruh burung Finch. Terjadinya keanekaragaman
ini disebabkan oleh perbedaan jenis makanannya.
2.
Pendapat
Charles Lyell dalam
bukunya “Principles of Geology“
yang menyatakan bahwa batuan, pulau, dan benua selalu mengalami perubahan.
Menurut Darwin peristiwa ini kemungkinan dapat mempengaruhi makhluk hidup.
3.
Pendapat
Thomas Robert Malthus dalam
bukunya “An Essay on the Principle of
Population” yang menyatakan adanya kecenderungan kenaikan jumlah penduduk
lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Hal ini menurut Darwin
menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup.
Berdasarkan
tiga hal tersebut akhirnya Darwin menulis bukunya “On the Origin of Species by Means of Natural Selection” yang
berisi dua hal pokok:
1.
Spesies
yang ada sekarang ini berasal dari spesies yang hidup di masa lampau, dan
2.
Evolusi
terjadi melalui proses seleksi alam
2.3.Bukti-Bukti
Terjadinya Evolusi
Evolusi dapat
dilihat dari dua segi, yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana proses
itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi telah dipastikan secara
menyeluruh dan lengkap, sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang
suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Untuk
menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan
pendekatan terhadap kenyataan yang ada. Kenyataan-kenyataan yang ada terus
diinterprestasikan oleh para ahli dan dijadikan bahan bukti evolusi.
Para ahli
menggunakan bukti-bukti sebagai petunjuk evolusi dengan tujuan akhir ingin
mencari jawaban tentang fenomena alam, sebagaimana yang terdapat dalam buku “On
The Origin Species” karya Charles Darwin. Sebenarnya rambu-rambu untuk mencari
bukti telah ada dalam buku Darwin, sedangkan petunjuk adalah rambu-rambu untuk
memperoleh bukti, dengan alasan bahwa pendekatan monodisipliner tidak dapat
dijangkau atau dilihat dan fosil bukti tidak dapat dipakai bukti dan kurang
kuat. Hal ini karena fosil merupakan benda mati yang sudah tidak utuh dan
lengkap, sehingga interpretasi para ahli sangat dituntut ketajamannya. Apalagi
perilaku organisme yang telah memfosil sulit sekali diinterpretasi.
Untuk
menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan
pendekatan terhadap kenyataan/fakta yang ada di sekitar kita. Walaupun dapat
tidaknya kenyataan-kenyataan tersebut dijadikan bahan bukti adanya evolusi
tergantung dari interpretasi para pakar yang bersangkutan.Evolusi dapat
diketahui dan dijelaskan melalui fakta sebagai petunjuk. Ada beberapa fakta
yang dapat digunakan sebagai petunjuk evolusi, antara lain seperti berikut :
2.3.1. Anatomi Perbandingan.
Jika
Anda membandingkan hewan mamalia satu dengan yang lain, mungkin Anda akan
berpikir, bahwa bagian-bagian tertentu pada tubuh setiap spesimen disusun
menurut pola dasar yang sama dan struktur yang sama, menurut pola dasar yang
sama pula. Dapat kita katakan bahwa hanya ada satu cara terbaik dalam menyusun
organ tersebut dan cara itulah yang digunakan oleh Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha
Esa. Organ-organ fungsional pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua
yaitu sebagai berikut.
2.3.1.1.Homologi
Homologi adalah dua organ yang
mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi kedua organ tersebut memiliki bentuk
dasar yang sama. Perbandingan organ-organ secara homologi dapat Anda lihat pada
Gambar!
Gambar
Homologi organ
2.3.1.2.Analogi
Analogi adalah dua organ yang mempunyai
bentuk dasar yang berbeda, tetapi akibat peristiwa evolusi konvergen menjadikan
organ tersebut mempunyai fungsi yang sama. Agar lebih jelas dapat Anda lihat
pada Gambar !
Gambar
Analogi organ
2.3.2.
Embriologi Perbandingan.
Embrio hewan-hewan dan manusia menunjukkan kecenderungan
yang hampir sama. Berikut sifat umumnya :
a) Sifat-sifat umum muncul sebelum
sifat-sifat yang khusus.
b) Perkembangan juga dimulai dari yang
umum, kemudian baru menuju perkembangan yang khusus.
c)
Bentuk embrio dari berbagai makhluk hidup hampir serupa, tetapi pada tahap dewasa menunjukkan perbedaan yang nyata.
Bentuk embrio dari berbagai makhluk hidup hampir serupa, tetapi pada tahap dewasa menunjukkan perbedaan yang nyata.
Gambar
Perbandingan berbagai macam embrio
2.3.3. Fisiologi Perbandingan
Pada umumnya ditemukan
persamaan proses fisiologi antara berbagai makhluk hidup, misalnya dalam hal
sintesis protein, proses metabolisme,
respirasi, ekskresi, dan lain-lain.
2.3.4. Petunjuk dari alat tubuh yang tersisa (vestigial)
Pada morfologi beberapa
hewan vertebrata dan manusia dapat ditemukan adanya strukturvestigial, yaitu suatu bentuk anatomi
yang berkembang dan berfungsi sempurna dan akan tereduksi. Alat-alat tubuh yang
tersisa ini dianggap sebagai suatu perjalanan dari evolusi makhluk hidup
tersebut. Struktur vestigial antara lain:
1.
Umbai cacing, tulang ekor, buah dada pada
pria;
2.
sisa-sisa kaki pada ular;
3.
sisa sayap pada burung yang tidak
berfungsi untuk terbang seperti burung pinguin,
kasuari, dan burung onta.
2.3.5. Petunjuk
palaentologi
Palaentologi merupakan
ilmu yang mempelajari tentang fosil. Fosil adalah
sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu. Sisa-sisa tersebut dapat berupa
tulang, cangkang, gigi, jejak kaki, maupun bagian-bagian yang lain.
2.4.Mekanisme
Evolusi
Tidak
ada makhluk hidup yang sama persis meskipun berada dalam satu spesies.
Keberadaan macam-macam karakteristik yang dimiliki individu berperan sebagai
pembeda antara individu yang satu dengan yang lain. Sifat-sifat yang berbeda
yang terdapat pada individu-individu dalam satu spesies disebut variasi.
Individu yang mengalami variasi disebut varian. Jika satu spesies hidup pada
suatu tempat yang berbeda dari asal-usulnya, keturunan-keturunan berikutnya
akan mengalami perubahan sehingga spesies tersebut tidak sama dengan spesies
dari asal-usulnya, dengan demikian muncul varian.Sifat dan karakteristik yang
dimiliki suatu individu ditentukan oleh gen. Perubahan yang terjadi pada gen
menyebabkan terjadinya perubahan sifat pada individu. Mutasi gen adalah
perubahan susunan kimia dari suatu gen. Mutasi gen merupakan mekanisme evolusi
yang sangat penting. Pewarisan sifat dari induk ke generasi berikutnya terjadi
melalui gamet induk. Kenyataan itu menyebabkan setiap gamet mengandung
beribu-ribu gen, setiap individu menghasilkan beribu-ribu gamet, sehingga
jumlah generasi yang terjadi sedemikian banyak selama masih adanya spesies
tersebut. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat diprediksi jumlah mutasi gen
melalui laju mutasi gen dari suatu spesies.
Adanya
perubahan lingkungan yang terjadi dari masa ke masa, mengakibatkan
individu-individu yang ada masa-masa tersebut mengalami perubahan pula.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa spesies-spesies yang hidup
dari masa ke masa mengalami perubahan-perubahan. Demikianlah yang menjadi dasar
terjadinya evolusi. Evolusi juga didukung adanya faktor-faktor sebagai berikut.
2.4.1.
Seleksi Alam
Alam mengadakan seleksi terhadap makhluk hidup yang ada di
dalamnya. Hanya makhluk hidup yang dapat beradaptasi yang mampu bertahan hidup
dan berkembang biak, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah dan
gagal melangsungkan kehidupannya.
2.4.2.
Migrasi
Migrasi adalah perpindahan spesies-spesies ke tempattempat
baru. Perpindahan tersebut menghasilkan pola kehidupan baru yang mendukung
terjadinya perubahan pada spesies-spesies tersebut. Pada tempat yang baru
generasigenerasi yang muncul akan berbeda dari spesies-spesies nenek moyang
asal-usulnya.
2.4.3.
Rekombinasi Gen
Rekombinasi gen terjadi melalui perkawinan yang menyebabkan
perubahan frekuensi gen pada generasi berikutnya.
Melalui perkawinan silang, akan dihasilkan varietas baru. Varietas baru ini
terjadi akibat pembuahan atau penyerbukan dari individu lain sehingga terjadi
rekombinasi gen. Rekombinasi gen-gen yang disebabkan oleh perkawinan silang
merupakan dasar terjadinya evolusi, karena melalui rekombinasi memungkinkan
adanya variasi baru. Apabila varietas-varietas baru yang terbentuk menempati
daerah yang sangat berbeda dan tidak memungkinkan terjadinya interhibridisasi,
dua varietas baru tersebut akan mengalami perubahan-perubahan yang pada akhirnya
akan menjadi dua spesies yang berbeda.
2.4.4. Perubahan
alam sekitar.
Perubahan
alam sekitar dan adanya mekanisme isolasi dapat menyebabkan populasi dari
species terpisah, akhirnya berkembang menjadi species-species baru.
2.5.
Akibat
Evolusi
Evolusi memengaruhi setiap aspek dari bentuk dan
perilaku organisme. Yang paling terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik
yang diakibatkan oleh seleksi alam. Adaptasi-adaptasi ini meningkatkan
kebugaran dengan membantu aktivitas seperti menemukan makanan, menghindari
predator, dan menarik lawan jenis. Organisme juga dapat merespon terhadap
seleksi dengan berkooperasi satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu
dalam simbiosis.
Dalam jangka waktu yang lama, evolusi menghasilkan spesies yang baru melalui
pemisahan populasi leluhur organisme menjadi kelompok baru yang tidak akan
bercampur dalam perkawinan. Berikut akibat dari evolusi:
2.5.1.
Adaptasi
Adaptasi
merupakan struktur atau perilaku yang meningkatkan fungsi organ tertentu,
menyebabkan organisme menjadi lebih baik dalam bertahan hidup dan bereproduksi.
Ia diakibatkan oleh kombinasi perubahan acak dalam skala kecil pada sifat
organisme secara terus menerus yang diikuti oleh seleksi alam varian yang
paling cocok terhadap lingkungannya. Proses ini dapat menyebabkan penambahan
ciri-ciri baru ataupun kehilangan ciri-ciri leluhur.Ketika adaptasi terjadi
melalui modifikasi perlahan pada stuktur yang telah ada, struktur dengan
organisasi internal dapat memiliki fungsi yang sangat berbeda pada organisme
terkait. Ini merupakan akibat dari stuktur leluhur
yang diadaptasikan untuk berfungsi dengan cara yang berbeda. Tulang pada sayap
kelelawar sebagai contohnya, secara struktural sama dengan tangan manusia dan
sirip anjing laut oleh karena struktur leluhur yang sama yang mempunyai lima
jari. Ciri-ciri anatomi idiosinkratik lainnya adalah tulang pada pergelanganpanda
yang terbentuk menjadi "ibu jari" palsu, mengindikasikan bahwa garis
keturunan evolusi suatu organisme dapat membatasi adaptasi apa yang
memungkinkan.
2.5.2.
Koevolusi
Interaksi
antar organisme dapat menghasilkan baik konflik maupuan koopreasi. Ketika interaksi
antar pasangan spesies, seperti patogen
dengan inang
atau predator
dengan mangsanya, spesies-spesies ini mengembangkan set adaptasi yang
bersepadan. Dalam hal ini, evolusi satu spesies menyebabkan adaptasi spesies
ke-dua. Perubahan pada spesies ke-dua kemudian menyebabkan kembali adaptasi
spesies pertama. Siklus seleksi dan respon ini dikenal sebagai koevolusi.
Contohnya adalah produksi tetrodotoksin
pada kadal air Taricha granulosa dan evolusi resistansi
tetrodotoksin pada predatornya, ular Thamnophis sirtalis. Pada pasangan predator-mangsa
ini, persaingan senjata evolusioner ini mengakibatkan kadar racun yang tinggi
pada mangsa dan resistansi racun yang tinggi pada predatornya.
2.5.3.
Pembentukan
spesies baru (Spesiasi)
Spesiasi
merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya
melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi. Spesiasi
sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang
berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti
terjadi. Spesiasi lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis
tertentu. Kecepatan spesiasi maupun kepunahan sebagian tergantung pada ukuran
kisaran geografis dari suatu daerah. Daerah yang luas cenderung meningkatkan
kecepatan spesiasi dan menurunkan kecepatan kepunahan. Jenis yang terdapat di
daerah yang luas akan mengalami spesiasi lebih cepat, sedangkan menurunnya luas
area akan meningkatkan kepunahan suatu jenis, jadi menurunkan jumlah jenis yang
akan mengalami spesiasi. (Widodo, 2007). Spesiasi atau terbentuknya spesies
baru dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan
perubahan genetika (Campbell, 2003). Adapun proses spesiasi ini dapat
berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun.
Spesiasi
adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam kerangka
evolusi. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapat pula berlangsung lama hingga
puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis
(satu spesies) dan menempati suatu lokasi yang sama. Karena suatu sebab,
populasi dapat terpisah dan masing-masing mengembangkan adaptasinya sesuai
dengan lingkungan baru. Dalam jangka waktu yang lama, populasi yang saling
terpisah itu masing-masing berkembang menjadi spesies baru sehingga tidak dapat
lagi mengadakan perkawinan yang menghasilkan keturunan fertil. Terbentuknya
spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi
reproduksi, dan perubahan genetika.
2.5.4.
Kepunahan
Kepunahan
merupakan kejadian hilangnya keseluruhan spesies. Kepunahan bukanlah peristiwa
yang tidak umum, karena spesies secara reguler muncul melalui spesiasi dan
menghilang melalui kepunahan.Sebenarnya, hampir seluruh spesies hewan dan
tanaman yang pernah hidup di bumi telah punah, dan kepunahan tampaknya
merupakan nasib akhir semua spesies. Kepunahan telah terjadi secara terus
menerus sepanjang sejarah kehidupan, walaupun kadang-kadang laju kepunahan
meningkat tajam pada peristiwa kepunahan
massal. Peristiwa kepunahan
Kapur-Tersier adalah salah satu contoh kepunahan
massal yang terkenal, di mana dinosaurus menjadi punah. Namun peristiwa yang
lebih awal, Peristiwan
kepunahan Perm-Trias lebih buruk, dengan sekitar 96 persen
spesies punah. Peristiwa
kepunahan Holosen merupakan kepunahan massal yang
diasosiasikan dengan ekspansi manusia ke seluruh bumi selama beberapa ribu
tahun. Laju kepunahan masa kini 100-1000 kali lebih besar dari laju latar, dan
sampai dengan 30 persen spesies dapat menjadi punah pada pertengahan abad
ke-21. Aktivitas manusia sekarang menjadi penyebab utama peristiwa kepunahan
yang sedang berlangsung ini.Selain itu, pemanasan
global dapat mempercepat laju kepunahan lebih lanjut.
Peranan
kepunahan pada evolusi tergantung pada jenis kepunahan tersebut. Penyebab
persitiwa kepunahan "tingkat rendah" secara terus menerus (yang
merupakan mayoritas kasus kepunahan) tidaklah jelas dan kemungkinan merupakan
akibat kompetisi antar spesies terhadap sumber daya yang terbatas (prinsip
hindar-saing). Jika kompetisi dari spesies lain
mengubah probabilitas suatu spesies menjadi punah, hal ini dapat menghasilkan
seleksi spesies sebagai salah satu tingkat seleksi alam. Peristiwa kepunahan
massal jugalah penting, namun daripada berperan sebagai gaya selektif, ia
secara drastis mengurangi keanekaragaman dan mendorong evolusi cepat secara
tiba-tiba serta spesiasi pada makhluk yang selamat dari kepunahan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa evolusimerupakan proses perubahan makhluk hidup secara lambat dalam
waktu yang sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies baru yang
lebih lengkap dan berbeda struktur tubuhnya. Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang sekarang
berbeda dengan makhluk hidup jaman dahulu. Nenek moyang makhluk hidup sekarang
yang bentuk dan strukturnya (mungkin) berbeda mengalami perubahan-perubahan
baik struktur maupun genetis dalam waktu yang sangat lama, sehingga bentuknya
jauh menyimpang dari struktur aslinya dan akhirnyamenghasilkan berbagai macam
spesies yang ada sekarang. Jadi tumbuhan dan hewan yang ada sekarang bukanlah
makhluk hidup yang pertamakali berada di bumi, tetapi berasal dari makhluk
hidup di masa lampau.
Para ahli masing-masing memiliki
pendapat yang berbeda. Teori yang berpengaruh dalam perkembangan evolusi adalah
teori Lamarc dan Darwin. Bukti-bukti adanya evolusi adalah pada perbandingan
anatomi, perbandingan embriologi, fisiologi perbandingan, petunjuk dari alat tubuh yang tersisa
(vestigial), dan petunjuk palaentologi. Keberadaan macam-macam karakteristik
yang dimiliki individu berperan sebagai pembeda antara individu yang satu
dengan yang lain. Sifat-sifat yang berbeda yang terdapat pada individu-individu
dalam satu spesies disebut variasi.
Pewarisan sifat dari induk ke
generasi berikutnya terjadi melalui gamet induk. Kenyataan itu menyebabkan
setiap gamet mengandung beribu-ribu gen, setiap individu menghasilkan
beribu-ribu gamet, sehingga jumlah generasi yang terjadi sedemikian banyak
selama masih adanya spesies tersebut.
Evolusi
memengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku organisme. Yang paling
terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik yang diakibatkan oleh seleksi alam.
Adaptasi-adaptasi ini meningkatkan kebugaran dengan membantu aktivitas seperti
menemukan makanan, menghindari predator, dan menarik lawan jenis. Organisme
juga dapat merespon terhadap seleksi dengan berkooperasi satu sama lainnya,
biasanya dengan saling membantu dalam simbiosis.
Dalam jangka waktu yang lama, evolusi menghasilkan spesies yang baru melalui
pemisahan populasi leluhur organisme menjadi kelompok baru yang tidak akan
bercampur dalam perkawinan.
Daftar
Pustaka
Desember 2014
pukul 19.36 WITA).
Anonim. 2013.
Makalah tentang Teori Evolusi. Diakses dari
(padatanggal 10
Desember 2014 pukul 19.40 WITA).
Arinie. 2011.
Sejarah Evolusi Kehidupan. Diakses dari
http://arinnie.blogspot.com/p/sejarah-evolusi-kehidupan.html (pada tanggal
10
Desember 2014
pukul 19.33 WITA).
Pavika, Alvionita. 2014. Makalah Biologi
Evolusi. Diakses dari
14 Desember 2014
pukul 20.46 WITA).
Yahya, Harun. 2013. Keruntuhan. Diakses
dari
http://www.harunyahya.com/indo/buku/keruntuhan001-015.html (pada tanggal
10
Desember 2014
pukul 19.36 WITA).
No comments:
Post a Comment